Rawat Gabung

Dalam bab-bab yang lain telah dijabarkan mengenai manfaat ASI, bagaimana ASI diproduksi dan hal-hal apa yang dapat membantu meningkatkan produksi ASI. Rawat gabung merupakan salah satu hal yang telah diketahui dapat membantu meningkatkan produksi ASI. Dalam bab ini akan dibicarakan antara lain mengenai pengertian rawat gabung, manfaat rawat gabung, hal-hal yang harus dipersiapkan untuk melakukan rawat gabung, masalahmasalah yang timbul dalam pelaksanaan rawat gabung dan hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

Pengertian

Rawat gabung adalah membiarkan ibu dan bayinya bersama terus menerus. Pada rawat gabung / rooming-in bayi diletakkan di box bayi yang berada di dekat ranjang ibu sehingga mudah terjangkau. Ada satu istilah lain, bedding-in, yaitu bayi dan ibu berada bersama-sama di ranjang ibu.

Manfaat rawat gabung

  1. Mempercepat mantapnya dan terus terlaksananya proses menyusui.
    Dengan rawat gabung ibu dapat memberi ASI sedini mungkin, juga lebih mudah memberikan ASI. Adanya kontak terus menerus antara ibu dan bayinya memungkinkan ibu segera mengenali tanda-tanda bayinya ingin minum sehingga ibu/bayi dapat menyusui/menyusu on demand. Ibu yang melakukan rawat gabung menghasilkan ASI yang lebih banyak, lebih dini, menyusui lebih lama, dan lebih besar kemungkinannya menyusui eksklusif dibandingkan ibu yang tidak melakukan rawat gabung.
  2. Memungkinkan proses bonding
    Rawat gabung akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya. Makin banyak waktu ibu bersama bayinya, makin cepat mereka saling mengenal. Ibu siap memberikan respon setiap saat. Rawat gabung juga menurunkan hormon stres pada ibu dan bayi.
  3. Menurunkan biaya
    Pihak rumah sakit dapat menekan biaya karena tidak perlu membangun dan memelihara ruang bayi sehat, tidak perlu mengeluarkan gaji untuk petugas ruang bayi sehat, juga biaya yang harus dikeluarkan bila bayi menjadi sakit dapat dikurangi. Turn over lebih cepat.
  4. Peralatan minimal
    Bila dilakukan bedding-in maka akan mengurangi pembelian boks bayi. Tidak memerlukan botol susu.
  5. Tidak ada tambahan tenaga
    Tidak perlu menambah tenaga untuk ruang bayi sehat, karena untuk rawat gabung dapat memanfaatkan tenaga yang sudah ada di ruang nifas.
  6. Menurunkan infeksi
    Adanya kontak kulit dengan kulit antara bayi dan ibunya memungkinkan bayi terpapar pada bakteri-bakteri normal pada kulit ibu, yang dapat melindungi bayi terhadap kumankuman berbahaya. Kolostrum yang mengandung banyak antibodi, yang segera didapat bayi, juga melindungi bayi terhadap penyakit infeksi.
  7. Keuntungan untuk bayi
    Bayi yang dirawat gabung akan lebih jarang menangis, lebih mudah ditenangkan, lebih banyak tidur. Mereka minum lebih banyak dan berat badannya lebih cepat naik. Ikterus lebih jarang terjadi. Bayi juga lebih hangat karena berada dalam kontak terus menerus dengan kulit ibunya.
  8. Melatih ketrampilan ibu merawat bayinya sendiri
    Tindakan perawatan bayi yang dilakukan di dekat ibunya akan membantu ibu untuk melatih ketrampilan merawat bayinya sendiri, sehingga pada saat pulang ibu sudah tidak canggung lagi merawat bayinya. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri ibu.

Persiapan

1. Mempersiapkan alat dan sarana

  1. Kebutuhan bayi
    Bayi dapat tidur di ranjang ibunya atau di dalam boksnya sendiri. Boks bayi sebaiknya diletakkan di tempat yang mudah dijangkau ibunya, jadi dianjurkan diletakkan di samping tempat tidur ibu, bukan di dekat kaki ibu. Siapkan juga alat-alat perawatan bayi dan pakaian bayi di dekat ibu, agar ibu juga dapat merawat bayinya dengan mudah.
  2. Kebutuhan ibu
    Sediakan tempat tidur yang rendah untuk ibu supaya ibu tidak kesulitan naik turun tempat tidur bila ingin menyusui atau merawat bayinya. Bila tempat tidur yang tersedia tinggi, sediakan anak tangga untuk membantu ibu naik turun tempat tidur.
    Sediakan juga meja pasien agar ibu dapat menaruh keperluannya dan keperluan bayinya di tempat yang terjangkau.
  3. Sarana lain
    Siapkan lemari pakaian untuk keperluan pakaian ibu dan pakaian bayinya. Untuk di ruangan perlu disiapkan tempat mandi bayi yang portabel serta perlengkapannya agar kegiatan memandikan bayi dapat dilakukan di dekat ibu. Sediakan juga tempat cuci tangan ibu, kamar mandi dan wc tersendiri. Bel untuk memanggil petugas harus disediakan di tempat yang mudah dijangkau ibu. Bahan bacaan, leaflet mengenai petunjuk perawatan ibu menyusui dan perawatan nifas dapat disediakan untuk dibaca oleh ibu.

2. Membuat kriteria/syarat rawat gabung

Tidak semua bayi baru lahir dapat menjalani rawat gabung. Perlu dibuat suatu kriteria/syarat untuk menentukan bayi mana saja yang dapat menjalani rawat gabung. Kriteria yang dapat dipakai adalah sebagai berikut:

  1. Bayi normal, tidak mempunyai cacat bawaan berat
  2. Nilai APGAR menit ke 5 lebih dari 7
  3. Keadaan stabil
  4. Berat badan lahir >2500-4000 gram
  5. Umur kehamilan 37-42 minggu
  6. Tak ada faktor risiko
  7. Ibu sehat

Masalah atau kekhawatiran yang timbul

Dalam melaksanakan rawat gabung, dapat muncul masalah atau kekhawatiran baik di pihak petugas maupun di pihak ibu dan keluarganya. Masalah dan kekhawatiran yang tidak segera diatasi dapat menimbulkan pertentangan antara ibu atau keluarganya dengan petugas, atau antar petugas sendiri dan pada akhirnya akan menimbulkan resistensi dari petugas untuk melanjutkan
pelaksanaan rawat gabung. Karenanya hal-hal ini harus segera dikenali dan diatasi. Masalah atau kekhawatiran yang sering timbul adalah:

  1. Masalah:
    Sulit memantau kondisi bayi yang menjalani rawat gabung. Cukup satu petugas untuk memantau semua bayi bila dirawat di ruang bayi sehat.
    Cara mengatasi:
    Yakinkan petugas bahwa bayi akan lebih baik dekat dengan ibunya,  dengan adanya keuntungan tambahan berupa kenyamanan, kehangatan dan dapat menyusu on demand. Bedding-in (bayi seranjang dengan ibu), bila sesuai dengan budaya setempat, memberikan situasi terbaik untuk memperoleh semua keuntungan tadi dan menghilangkan kebutuhan untuk membeli ranjang bayi. Bila ada masalah pada bayi yang menjalani rawat gabung atau seranjang dengan ibu, maka ibu dapat segera memberitahu petugas. Tekankan bahwa tidak diperlukan pengawasan 24 jam. Yang diperlukan hanya pemeriksaan berkala dan kesiapan petugas menanggapi kebutuhan ibu pada saat dibutuhkan.
  2. Masalah:
    Ibu perlu istirahat setelah melahirkan, terutama di malam hari, dan bayi harus minum. Terutama setelah operasi sesar, ibu perlu waktu untuk pemulihan. Pada saat tersebut bayi
    harus diberi pengganti ASI.
    Cara mengatasi:
    Ajak para petugas untuk meyakinkan ibu bahwa dengan rawat gabung ibu memberikan yang terbaik untuk bayinya, tidak perlu banyak kerja tambahan, dan bahwa para petugas siap membantu bila dibutuhkan.
    Ajak para petugas untuk membahas dengan ibu bahwa semakin lama bayi bersama ibu semakin baik mereka akan mengenal mana yang normal dan mana yang abnormal, dan bagaimana memberikan perawatan yang baik. Lebih baik berlatih mengurus bayinya saat masih di rumah sakit, karena banyak petugas yang dapat menolong.
    Beri pengertian pada petugas bahwa setelah menyusui dengan baik, ibu dapat tidur lebih nyenyak bila bayinya bersamanya.
    Pastikan bahwa petugas tahu bagaimana menolong ibu yang menjalani bedah sesar untuk memilih tehnik dan posisi menyusui yang nyaman dan efektif.
    Bila operasi Caesar memakai anestesi regional atau lokal, menyusui dini kurang menjadi masalah. Walaupun begitu, ibu yang mendapat anestesi umum pun dapat segera menyusui begitu ibu sadar, bila petugas mendukung ibu.
  3. Masalah:
    Tingkat kejadian infeksi lebih tinggi bila ibu dan bayi bersama-sama, daripada bila bayi di ruang bayi sehat.
    Cara mengatasi:
    Tekankan bahwa bahaya infeksi lebih sedikit bila bayi bersama ibu daripada bila di ruang rawat bayi sehat dan terpapar pada lebih banyak petugas.
    Sediakan data untuk petugas yang memperlihatkan bahwa dengan rawat gabung dan menyusui tingkat infeksi lebih rendah, misalnya diare, sepsis neonatus, otitis media dan meningitis.
  4. Masalah:
    Bila pengunjung diperbolehkan memasuki ruang rawat gabung, bahaya infeksi dan kontaminasi akan meningkat. Sebagian ibu merasa perlu menerima tamu, dan dapat mengurusi bayinya nanti setelah pulang dari rumah sakit.
    Cara mengatasi:
    Tekankan bahwa bayi mendapat kekebalan dari kolostrum terhadap infeksi, dan penelitian-penelitian memperlihatkan bahwa infeksi lebih sedikit terjadi di bangsal rawat gabung daripada di ruang bayi sehat.
    Untuk membantu ibu merawat bayinya sebaik mungkin, batas jam berkunjung, jumlah pengunjung, dan larang merokok.
  5. Masalah :
    Ruang rawat terlalu kecil
    Cara mengatasi:
    Tidak perlu mengadakan ranjang bayi. Bedding-in tidak memerlukan ruang tambahan.
  6. Masalah :
    Bayi bisa jatuh dari tempat tidur ibu
    Cara mengatasi:
    Tekankan bahwa bayi baru lahir tidak bergerak. Bila ibu masih khawatir, atur tempat tidur agar berada dekat dinding, atau bila budaya setempat memungkinkan, rapatkan dua tempat tidur agar dua ibu dapat menaruh bayi-bayi mereka di tengah.
  7. Masalah :
    Rawat gabung penuh sulit dilakukan karena ada prosedurprosedur
    yang harus dilakukan pada bayi di luar ruang rawat ibu.
    Cara mengatasi:
    Pelajari betul-betul prosedur-prosedur ini. Beberapa prosedur mungkin tidak perlu (misalnya menimbang bayi sebelum dan sesudah menyusu). Prosedur lain dapat dilakukan di kamar ibu.Ulas keuntungan bagi ibu dan waktu yang dapat dihemat dokter bila dokter memeriksa bayi di hadapan ibu.
  8. Masalah :
    Pasien-pasien di ruangan privat merasa punya hak untuk menaruh bayinya di ruang bayi sehat dan memberi bayinya pengganti ASI, dan mengharapkan bantuan dari petugas perawat bayi.
    Cara mengatasi:
    Apa pun yang terbaik untuk pasien umum tentu juga baik untuk pasien privat.
    Pertimbangkan untuk melakukan pilot-project untuk menguji rawat gabung di kamar privat sebagaimana di bangsal umum.
  9. Masalah:
    Beberapa rumah sakit swasta mendapat pemasukan dari pemakaian ruang rawat bayi sehat dan karenanya enggan menutup unit ini.
    Cara mengatasi:
    Perhitungkan biaya yang dapat dihemat dari rawat gabung karena berkurangnya pemakaian pengganti ASI, berkurangnya jumlah petugas yang dibutuhkan untuk menyiapkan botol dan mengurus ruang bayi sehat, berkurangnya bayi yang menjadi sakit, dsb.
    Pertimbangkan untuk tetap menarik biaya dari perawatan bayi di ruang rawat gabung.
  10. Masalah:
    Bayi lebih mudah diculik bila dirawat gabung daripada bila dirawat di ruang rawat bayi sehat.
    Cara mengatasi:
    Wajibkan petugas untuk memberitahu ibu agar meminta tolong orang lain (ibu lain, anggota keluarga, petugas) untuk mengawasi bayinya bila ibu keluar ruangan.
    Ibu perlu tahu bahwa tidak ada alasan untuk memindahkan bayi tanpa sepengetahuan ibu.

Pada umumnya, rumah sakit yang belum mengadakan rawat gabung akan  merasa khawatir bila akan memulai program rawat gabung di sarananya. Berbagai penolakan biasanya akan muncul baik dari para petugas rumah sakit, baik medis maupun non medis, maupun dari para ibu dan anggota keluarganya. Semua masalah yang timbul sebaiknya segera diidentifikasi dan dicari pemecahannya agar tidak berlarut-larut yang pada akhirnya akan makin membuat para petugas enggan melanjutkan program ini. Umumnya masalah dapat diatasi bila ada komitmen yang kuat di pihak pengelola rumah sakit dan para petugas pelaksana di ruangan. Perlu diadakan pelatihan tenaga kesehatan, pendampingan dan evaluasi berkala terhadap program yang berjalan.

Kesimpulan

Rawat gabung merupakan pilihan terbaik untuk merawat bayi dan ibu yang sehat karena dapat meningkatkan pemberian ASI, mengurangi risiko infeksi, meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi, dan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan rumah sakit. Mengadakan program rawat gabung di rumah sakit membutuhkan komitmen yang kuat dari pihak penyelenggara pelayanan kesehatan, pengetahuan yang cukup bagi para petugas kesehatan dan pendampingan bagi para ibu dan keluarganya. Tidak ada kata sulit untuk memulai, yang dibutuhkan hanya tekad yang kuat. Saat ini Kementerian Kesehatan telah menentukan bahwa Rawat Gabung menjadi item untuk akreditasi rumah sakit.

 

Sumber : Buku Indonesia Menyusui

Penulis : Fransiska Sri Susanti

 

Silahkan bagikan artikel ini jika menurut anda bermanfaat bagi oranglain.